Selasa, 29 Januari 2013

lagi-lagi pohon

Pohon yang nyaman
Memberi keteduhan
di tengah sayatan panas matahari
Memberi sandaran
bagi langkah yang menepi
Menawarkan tempat
untuk tiap sayap yang letih

Tapi pohon itu...
Tidak selamanya nyaman..
Bahkan sarang yang terpaut
Hilang dihembus angin

Tapi satu hal yang pasti...
Pohon yang kembali nyaman..
Akan kehilangan kejenuhannya..
dan mendapatkan penghuninya kembali..



*kembalitijel*

Jumat, 25 Januari 2013

Pohon yang Kulihat Itu

Pohon itu melambai
Pohon itu begitu kuat
Akar menancap jauh ke dasar bumi
Pucuk menjulang membelah awan
Daun yang rindang melindungi pegunungan

Dia pohon..
Pohon yang menopang beribu-ribu sarang burung
Pohon yang ditinggali sekelompok tupai
Pohon yang berdiam, pohon yag menyaksikan

Pohon itu tak pernah meminta angin mengganggunya
Pohon itu tak meminta api melahapnya
pohon itu tak meminta daging berjalan menebanginya

Pohon itu tetap kuat..
Sekalipun daun jenuh dan meninggalkannya
Sekalipun dahan hitam kelam
Sekalipun akar tak mampu menopang..

Pohon itu berusaha..
Pohon itu mencoba..

Ia tak menangis..
Ia tegar..

Pohon itu butuh mentari
Tapi ia butuh hujan di saat yang sama

Jangan paksa ia untuk memilih...
Karena hidup dan matinya bergantung pada cuaca..




*ini puisi tertijel yang pernah gw dapet*

Selasa, 22 Januari 2013

puisi untuk emerald

Kadang, terlalu malam untuk mengetuk pintu

Kadang, terlalu pagi untuk membuka jendela

Waktu, tak pernah menunggu
Waktu, bergulir di antara bumi dan mars
Tak ada gravitasi yang mampu mengikatnya

berlari bukanlah jawaban
termenung tak akan pernah cukup

Bahkan saat matahari mengobarkan sinarnya
Hati tetap beku

Tak mampu mencerna

Minggu, 20 Januari 2013

Epics! on monday~

Sekarang hari Senin, gw duduk di barisan yang paling deket pintu, urutan ke 3 dari depan. Sekarang istirahat kedua dan gw ga tau mau ngapain. Akhirnya gw cuma ngeblog sambil liat keadaan sekitar. Sekarang, di kelas ini, ada 4 cepics yang lagi makan (nisa, nene, kiki, sama zahra), sama (tisha) yang lagi buka leptop, dan (tika) yang baru masuk kelas. Ada copics yang lagi main gitar (redy), lagi hapalan (radifan, arras, latu) lagi main juga ada (abay, ryan, noly, mail, avi, azam) lagi makan juga ada (bang ariadi) hohoho~

Postingannya tijel yah? maaf yaah ^_____^

Kamis, 17 Januari 2013

Posisi Gw itu Susah

Tiba-tiba galau.. ckck.. dasar random *ngataindirisendiri*
Gw tau, pasti ga akan kaya gini kalo gw simpen sendiri..
Tapi, gw harus bilang sama kalian
Kalian suruh gw bilang sama mereka
Tapi gw ga bisa..
Ada hal yang membuat gw ga bisa bilang hal ini sama mereka

Gw tau ini resiko gw ngomong sama kalian
Kalian pasti ada di posisi sulit
Dan itu karna gw..

Maaf ya...

Gw bingung..
Gw ada di posisi sulit..
Bilang sama mereka tentu hal yang menguntungkan..
Terutama menguntugkan gw..
Tapi itu merugikan mereka..
Sangat merugikan mereka..
Walaupun mereka ga akan mengakuinya...

Gw bukan ga takut..
Gw sangat-sangat-sangat takut..
Tapi apa tiap hari gw harus dihantui sama rasa takut?

Bukan sok kuat...
Gw sangatsangat ringkih
Tapi apa gw harus ngeluh tiap hari tiap saat?

Bukan.. Bukaan...

Dan sekarang gw galau-_-
H-2 dan gw berharap besok gw bisa bilang..
"Yes.... Gw pasti bisa"

Kamis, 10 Januari 2013

Ringkih

Haha... setelah semua kenyataan yang kemaren gw dapet..
Setelah gw kembali ngerasa takut sama "hitam"
Setelah satu lagi maaf yang hari ini boleh tersampaikan...
Setelah gw memutuskan untuk berjuang dan mendapatkan bahwa akhir memang hanya milikNya...

Gw ingin memeluk kalian satu-satu dan bilang gw sayang sama kalian.. jangan pernah lupain gw yah :)

Untuk kalian yang ada di hidup gw....
Mama, Papa, Tulang Monang, Hanbun, Efi, Imel, Intan, Ka Hanna, Emak, Ka Sherly, Ka Hana, Ka Thessa, Ka Lukas, Ka Cava, Nuel, Agha, Thomas, Gilang, Samuel, Edo, Berto, Gorti, Cepe, Chaca, Ka sonice, Sarah, Lafina, Yochan, Yocita, Inayah, Nady, Encot, Dan semua yang ga tersebut di sini...

Ga akan ada sejarah tentang gw tanpa kalian...

Minggu, 06 Januari 2013

Suatu percakapan

Hari itu, pagi-pagi banget gw udah ketemu sama dokter...
Kita ngobrol lho..
Gini percakapannya...

G: Dok, saya dulu mau jadi dokter lho..
D: Terus, skarang masih mau?
G: Engga ah, males.. susaah...
D: Tujuannya kamu jadi dokter emang dulu apa?
G: Mau sembuhin temen-temen cila yang sakit.. haha..
D: Laaah.. serius nih, manatau bisa jadi asisten saya..
G: Haha... Yakali.. Hmm.. dulu sih karna mau nyelametin orang..
D: ....
G: Seriuuss....
D: Percaya ko.. Cuma, sayang aja kalo ga suka ilmunya trus masuk kedokteran cuma mau nyelametin orang..
G: Ko gitu? *ceritanyapolos*
D: Soalnya bisa pake cara lain.. *staycool*
G: Masa siih? *nada ga yakin nantangin*
D: Kamu mau jadi apa sekarang? *staycool*
G: Psikolog *makinnantangin*
D: Nah, itu gampang banget nyelametin nyawa orang *tetepstaycool*
G: Contohnya? *sokpolos*
D: Ya contohnya kamu sekarang di sini pasti bukan karna keinginan kamu. Saya yakin orang kaya kamu kalo ga disuruh terus pasti ga akan mau kan. Kemungkinan besar abis curhat kamu dinasehatin. Baru kamu dateng ke tempat saya, bener ga?
G: Hmm.. sebenernya sih mau bilang engga, tapi iya-___-
D: Tapi buat orang yang bikin kamu ke sini, saya angkat jempol. Pasti dia bukan orang biasa...
G: Mereka emang bukan orang biasa :)

Yap, setelah pembicaraan itu banyak yang terjadi.. Hahaha... Setelah semua itu terjadi, cuma mau pegang telepon dan telepon mama, tapi ga bisa :"

Beberapa minggu setelah itu, kembali ketemu sama orang yang sama... Pembicaraan melanglang kemanamana... Kadang serius kadang jengkelin. Tapi pada akhir dari pembicaraan yang banyak itu, dia cuma bilang:
"Udah, kalo masih ada orang yang bikin kamu berani ngambil keputusan nekat, kalo kamu masih punya motivasi, sesulit apapun pasti lewat. Kamu kan batu, ga gampang ancur kan?"

Haha, kalimat itu ngeselin sih, tapi pas pulang langsung gw catet *serius*
Mama, papa, dan kalian...
Betapa lemahnya gw tanpa kalian :)

Jumat, 04 Januari 2013

It's hard to believe

Kadang ga semua yang ada di depan mata itu adalah kenyataan. Kenapa? Karena semua orang pernah, bahkan sering berbohong. Satu kebohongan akan menuntut kebohongan yang lain untuk hadir di tengah-tengah dunia ini. Semua orang bisa saja jujur, tapi ga menutup kemungkinan untuk mereka berbohong. Bahkan ketika bangun pagi pun kita harus pandai membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mana mimpi mana realita.

Bukan, gw bukan mau bahas kebohongan. Gw juga ga lagi berpaku pada kebohongan seseorang. Dan gw (mudah-mudahan) sedang tidak berbohong. Kebohongan bukan hal utama yang lagi diomongin di sini, so yang lagi bohong, selow aja #skip

Proses membedakan mimpi dan realita sungguh sulit. Karna pada awalnya pun kita sudah ditawarkan 2 dunia yang berbeda. Yap.. nyata dan semu. Sesungguhnya tanpa kebohongan pun dua dunia itu tak mudah dibedakan. Apalagi kebohongan memang mengiringi langkah kita. Bukan hanya kita yang berbohong, tapi sekitar kita. Tapi, apa lantas kita tidak bisa percaya pada dunia ini?

Membedakan keduanya. Kembalilah ke awal, ingat garis startmu dan ingat kembali tujuanmu, maka saat itu kamu akan menemukan panduanmu. Dengan berpegang, kita bisa bedain mana kenyataan mana kesemuan. Mana realita, mana mimpi.

Ada hal ketiga yang bernama "harapan". Semua orang berhak punya harapan. Tapi terkadang, ada bagian di dalam harapan yang perlu diwaspadai. Karna harapan memang bisa membuat mimpi menjadi realita, tapi harapan juga dapat mengaburkan realita dan merealitakan mimpi.

Setelah berhasil membedakannya, apa artinya selesai sampai di sana? Mungkin sebagian orang iya, tapi sebagian orang tidak. Dan mungkin, yang "tidak" sedang merasakan sindrom tidak percaya. Tembok itu begitu besar. Bagaimana tidak.. Setelah berhasil membelah laut dua warna kita dipaksa melewati tembok itu. Kadang, kenyataan yang kita temui sangat sulit untuk dipercayai. Lalu bagaimana? Hmm.. Jawabannya... Kembalilah ke awal, ingat garis startmu dan ingat kembali tujuanmu, dan saat kamu menemukan kembali panduanmu kamu akan menemukan kepercayaanmu kembali bersamanya.

Yeaaay... berhasil sampai di tahap ini. Aku membedakan mimpi dan realita. Aku bisa mempercayai bahwa "pahit" itu adalah kenyataan. Tapi saat percaya pada kepahitan itu, kaki seakan gentar untuk terus melangkah. Terlalu layu untuk menopang semuanya. Dan ternyata terlalu takut menghadapinya. Padahal, sudah membedakan dan sudah mempercayai. Kembalilah ke awal, ingat garis startmu dan ingat kembali tujuanmu, ingat bagaimana kamu mendapatkan panduan dan kepercayaan itu, maka hatimu akan mengangkatmu lebih tinggi.

Sudah membedakan. Sudah percaya. Sudah menghadapi. Sudahkah ini selesai?

Akankah ini akan benar-benar selesai? Kurasa tidak. Bahkan setelah menghadapinya, kita bisa kembali ke titik awal dimana kita tertipu di antara realita dan mimpi. bahkan ketika mengulangnya lagi dengan sedikit improvisasi kita bisa kembali ke titik awal dimana realita dan mimpi membutakan kita.

Sakit memang, kadang pun tak mampu.

Tapi ingat semua prosesnya aku bersyukur. Aku dibentuk.

-Nite-