Minggu, 28 Oktober 2012

Kedewasaan (?)

Hai blogwalkers yang kece-kece..
Abis puasa ngeblog gw malah buka postingan kaya gini ._.
Wkwkwk.. aneh juga..

Hmm... Mulai dari mana ya? -_-
Okeoke.. cekidot..

KEDEWASAAN
Hmm... kayanya udah pada tau kan yah? ga asing kan sama kata "kedewasaan"?
Kedewasaan jelas bukan makanan crispy super pedes, bukan juga lap yang biasa dipake abang-abang bakso, bukan juga karet gelang yang udah putus *tijel*

Pertama, Apa sih kedewasaan itu?
MENURUT GW sih, suatu tingkatan pertumbuhan psikis dan mental seseorang dalam menyikapi hidupnya. Ngerti kan yah? Kalo engga (meskipun menurut gw dirimu sekalian ngerti) gw kasih contoh deh... Anak kecil kebanyakan bakal nangis kalo es krimnya kita ambil, sedangkan kalo emak-emak es krimnya diambil mungkin diem, mungkin juga mencak-mencak.. yang jelas, kalo dia nangis kemungkinan besar bukan karna es krimnya, atau dia memang mengalami kelainan.

Kedua, Perlu ga sih kedewasaan itu?
MENURUT GW sih, perlu bangeeeet..... kenapa? karena masalah hidup maupun anugerah hidup yang kita hadepin tuh ga selalu sama. Nih ya, masalah hidup anak TK ga sama dengan anak kuliahan. Andaikan pun sama, volumenya ga akan sama. Trus, perlu di mananya? ya perlu buat nyikapin masalah sama anugrah itu. Karena masalah kalo disikapin dengan baik bisa jadi berkat, tapi sebaliknya, anugrah yang disikapin dengan ga baik bisa jadi bencana lho... Jadi, ya.. hati-hati aja lah~

Ketiga, kedewasaan sama soksok dewasa beda ga?
MENURUT GW sih, beda baaaaaaanget. Tapi buat bedainnya... susaaaah-___- nyehehe... MENURUT GW, kedewasaan itu muncul seiring dengan pengalaman hidup seseorang maupun pengalaman hidup orang di sekitarnya... tapi soksok dewasa itu lahir dari rasa sombong akan pengetahuan yang dia punya. mudeng? Intinya, kedewasaan itu bukan hal yang harus dibanggakan, karena setiap manusia pada dasarnya dewasa, hanya tingkatannya yang berbeda. Kalo semuanya sama, ga akan ada yang namanya saling menghargai kan?

Keempat, yang dewasa tuh yang gimana sih?
MENURUT GW sih, ga ada kriteria khusus buat kedewasaan. karna setau gw kedewasaan itu bukan lowongan kerja yang minimal bisa bahasa inggris. kedewasaan juga bukan gambar porno yang khusus 17 tahun ke atas. Kedewasaan juga bukan obat batuk yang punya takaran masing-masing umur. Kedewasaan itu ga peduli umur, ga peduli gender. Kedewasaan itu bukan hal yang perlu diumbar maupun dituntut. Kedewasaan juga bukan ibarat profesor 1000 buku yang punya 100000 kata-kata mutiara.
MENURUT GW, kalo orang itu emang dewasa tingkat tinggi, dia ga akan menuntut kedewasaan orang lain buat nyikapin masalah hidupnya, karna harusnya dia tau, masalah itulah yang bikin orang itu makin dewasa. Dan kalo orang itu memang dewasa tingkat tinggi, kata-kata sampahnya pun pasti punya makna. Jutru orang yang masih sibuk dengan mendewasakan orang lain, seharusnya cari lagi esensi kedewasaan itu sendiri.

Kelima, Jadi... harus ngejar kedewasaan apa engga?
MENURUT GW sih ga usaaaaah, hadapin masalah lo dan lo akan dewasa seiiring dengan berjalannya hidup. Kalo belom dewasa ya berarti belom saatnya. Jangan sampe sanking kita pengen dewasa kita malah sok dewasa. ya kan?

Lagian, Tuhan juga ga bakal gasih kita perkara besar kalo kita ga bisa nyelesein yang kecil. Tuhan punya jalan-Nya sendiri yang unik dan indah.

So, kenapa kita ga mulai dari rendah hati, coba terapin kata rendah hati, gw sendiri sih udah coba, tapi ya masih cacat sana sini~ paling engga, gw udah ngerasain manfaatnya.... ga percaya? coba deh.. hohoho...

-Nite-
Salam damai~

Selasa, 16 Oktober 2012

Jawaban

Mau nulis lagi guys :"
Berhubung ga punya diary di rumah *curhat*

Ketika sudah berlalu..
Masa-masa suram yang kelabu..
*eyaaaaaa*

Ketika sudah berlalu..
Hari-hari gelap yang membayangiku...
*matiin lampu*

Ketika sudah berlalu...
Dan datanglah lembaran baru...
*nyalain lampu buka buku (?)*

Ketika sudah berlalu..
Dan kesendirian tak lagi menemaniku...
*ngusir si "kesendirian" -____-*

Ketika sudah berlalu..
Dan jawaban tergenggam erat ditanganku..
*genggam tangan, kram, ga bisa dibuka, panik, ditampolin yg baca*


Bener banget~ gw menemukan jawabannya...
Bahkan sebenernya jawabannya itu udah ada di salah satu sel otak gw yang mungkin kmaren-kemaren rada kejepit, atau kurang aliran oksigen, atau nyempil, atau sempet kusut sanking keritingnya..
Ga sia-sia banget ngeramin diri meditasi di kamar :')
Yah, intinya sih, sudaaaaaaaaah~
Wkwkwk....

PS: masa baru nyadar kalo postingan ini judulnya lebih tepat "ketika sudah berlalu" ._.

Nite :D

Sabtu, 13 Oktober 2012

Ketika

Ketika satu kata tak mampu mengungkap semuanya
Ketika satu perasaan tak mampu mewakili semuanya
Ketika tetesan air mata tak mampu mengalirkan semuanya

Ketika harapan tetap tersimpan
Ketika hati memutuskan untuk percaya

Ketika pikiran berkata sebaliknya
Ketika egois hampir mengambil alih

Ketika kenangan mengalahkan kerasnya hati
Ketika perasaan menentukan yang terbaik
Ketika tetap mengasihi dan berharap
Ketika ikhlas dan tak meminta balas

Aku, seluruh egoisku
Mengatakan untuk tetap seperti ini..
Apapun yang terjadi..

Karena ketika aku mengasihi, maka itulah aku

Kamis, 11 Oktober 2012

Hari ini

Hari ini hanya ingin menulis kata-kata. Bukan, ini bukan puisi... hanya..

Hari ini aku duduk di teras. Mengharapkan hujan akan turun, membawa semua perasaan aneh ini. Berharap angin akan berhembus menghilangkan kepenatan. Tapi yang ada, aku kembali membayangkan masa lalu. Mengingat masa-masa saat dulu aku menangis di pelukan hangat... seorang ibu. Mengingat betapa erat pelukan itu. Mengingat aku merasa aman dan hanya ingin berada di sana selamanya. Saat itu, aku berjanji, itu adalah isakan terakhir. Hari cengeng terakhir. Mulai saat itu, aku hanya meneteskan air mata. Tak akan pernah ada isakan berlebihan, apalagi teriakan. Seseorang mengatakan aku terlalu dewasa saat itu. Bukan, aku bukan dewasa. Aku hanya... Mencoba menjadi anak tunggal yang baik.

Kemudian, angin berhembus.. aku mengingat papa yang marah karena saat itu aku menangis. Papa bilang "Anak papa ga ada yang cengeng. Papa benci orang yang suka nangis." Aku berhenti menagis. Aku masih mau jadi anak papa. Aku menghapus air mata dan tersenyum. Saat itu aku berfikir papa dan mama akan ikut tersenyum. Ya... Mereka tersenyum. Senyum terindah yang pernah kulihat. Tak perlu sebuah kamera SLR untuk mengabadikannya. Senyum itu, bahkan setelah bertahun-tahun, masih kuingat dengan baik. Menjadi semangat yang terus hadir saat aku mulai jenuh.

Kufikir, sehabis angin berhembus, hujan akan turun.. Tapi aku malah mengingat saat-saat aku beranjak remaja. Saat aku mengenal sebuah persahabatan. Sangaaaat indah. Setiap hari, ada tawa, ada ceria, ada jahil, ada kesal, ada senyum, ada persahabatan. Sampai pada saatnya, persahabatan itu terlihat semu. Aku terlihat semakin kekanak-kanakan. Waktu yang bergulir, menyadarkanku bahwa aku hanya manusia tersisa. Tempat sampah yang bisa dipakai kapan saja. Sungguh, menjadi tempat sampah tidak buruk. walaupun semua itu semu. Tapi ada satu, sahabat terbaik, yang sampai saat ini selalu ada. Setidaknya, aku menemukan seseorang yang masih menganggapku ada.

Angin berhembus lagi dan ingatanku melayang lagi. Melayang ke sebuah hari dimana aku melangkah menemui sahabat baru dan... keluarga baru. Tentu sahabat baikku tetap ada, sahabatku bertambah, bukan tergantikan. Hatiku terpaut di sana. Di tempat yang tidak pernah kuduga. Belajar. Belajar menghargai, mengasihi, peduli. Sungguh, satu tahun sangat tidak terasa. Kurang... Aku ingin lebih... Sesuatu membuatku mengasihi mereka. Sesuatu membuatku ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Sesuatu membuatku ingin berada di sana... selamanya. Banyak kesalahan yang kulakukan, yang mungkin tidak terlihat. Aku takut ini semu.. Aku takut menjadi orang terakhir lagi. Aku takut kehilangan semua yang berharga. Sudah cukup sebagian dari mereka pergi. Membayangkan akan ada perpisahan lagi, sedih. Sadarlah, kalian itu berharga. Bukan, ini bukan sekedar kata-kata. kalian keluargaku. Kalian akan tetap menjadi keluargaku, bahkan jika kalian tidak berfikiran sama sekalipun.

Aku hanya ingin minta maaf. Aku takut, tak ada waktu untuk mengatakan maaf. Maaf....

Bagaimanapun, waktu akan terus berjalan. Kupercaya, Tuhan tau segalanya. Tuhan berikan yang terbaik :)
Sekalipun akan ada perpisahan, akan ada tangisan, senyumku akan turut hadir di sana...

Rabu, 10 Oktober 2012

Untitled

Satu langkah tek terduga
Mambawa kami ke sebuah dunia
Terlalu indah untuk menjadi nyata
Terlalu nyata untuk dibilang mimpi

Satu langkah tak terduga
Memberikan kami sebuah keluarga
Yang menemani langkah-langkah selanjutnya

Berawal dari jauhnya kedepan kami melihat
Berawal dari harapan-harapan kami bahwa selamanya akan terus seperti ini
Akan terus bersama dan menjadi sosok istimewa di hati masing-masing

Kenyataan paling indah
Anugerah paling manis
Kebersamaan paling romantis

Namun bukan hidup namanya kalau segalanya terus sama
Hidup yang terus berubah memperbaiki kami satu persatu
Mempererat hati kami satu sama lain

Mudah-mudahan


Created by: Fanny dan Efi

Senin, 01 Oktober 2012

Tentang SMAN 1 Depok

Yup! Guys, inilah nama sekolah gw, SMAN 1 Depok.
Gw mau berbagi soal identiknya SMAN 1 Depok ini ._.

1) Rawa Lio
    Kenapa gw milih rawa lio sebagai salah satu identiknya Smansa Depok? Soalnya nih ya, sekolah negri mana lagi yang punya akses khusus ke kerejaan neptunus rawa? Bener banget kalo sekolah gw punya bahan observasi yang bisa diteliti kapan aja, soalnya ada rawa lio di belakang sekolah gw. Tempat ini bisa dipake buat pelajaran Biologi, PLH dan lain-lain. Oiya, kalo kita ke atas (yang sekarang pojokan lab. komputer), kita bisa liat rawa lio jadi pemandangan bagus lho... Hm... gw sih yebutnya lebih ke "Spot galau" soalnya angin sepai-sepoi gitu, enak banget dirasain sambil nyanyi-nyanyi ngeliatin langit jingga.. hehehe...

2) Red Batik
    Red batik ini salah satu maskot Smansa Depok. Katanya sih, kalo orang udah liat anak umur sekitar 15-18 pake batik merah bawahan putuh berarti dia itu anak Smansa Depok. Hohoho~ Warnanya yaaaa sangat cukup mencolok lah. Pokonya kalo udah Red batik, ya Smansa lah.

3) 07.00
    Bertarung sama waktu tiap pagi pasti udah jadi kegiatan rutin anak Smansa Depok. bahkan sebagian anak memutuskan untuk berdamai sama waktu. Kenapa? Karna jam masuknya yang cuma punya toleransi 5 menit. Awalnya sih, telat masih boleh masuk, dengan syarat ga ikut jam pertama sama jam kedua. Selama 2 jam pelajaran itu kita disuruh memperdalam ilmu agama. Hehehe~ Tapi, kelalaian kan ga boleh keterusan, gitu kata Pak Teguh kalo ga salah, jadi yang telat disuruh pulang deh. Yah pokoknya 07.00 udah antara belajar atau pulang lah. wkwkwk...

Segini dulu yah, ntar gambar sama lanjutannya diupdate lagi ._.
-nite-