Minggu, 17 Juni 2012

Rhoza Kingdom (2)

Ayah, tak bisakah engkau menyapaku lagi? Tak bisa kah engkau kembali ke sisiku sekarang? Tak bisakah Ayah mengajariku cara menghapus luka yang engkau tinggalkan? Tak bisakah Ayah???

Chamer begitu terpukul. Tapi kata-kata itu.. kesedihan itu dipendamnya jauh di lubuk hatinya. Sehari setelah kematian Raja Leverian, pangeran Chamer sudah tersenyum kembali. Sangat cerah dan meyakinkan. Tapi, tentu saja tak bisa menipu sobat setianya. Sobatnya tau, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Mereka takut memberikan limun di atas lukanya yang masih basah. Mereka hanya bisa membalas senyuman itu. Mengikuti Chamer, mengikutinya seolah tak terjadi apa-apa.

Jash diangkat menjadi pemimpin Rhoza Kingdom untuk sementara, sampai Pangeran Chamer memenuhi semua syarat yang dibutuhkan. Dalam peraturan Rhoza Kingdom, seorang pangeran berhak menjadi raja apabila sudah menemukan kekuatan tersembunyi garis keturunan kerajaan. Dan sayangnya, membangkitkan kekuatan itu bukanlah hal yang mudah. Setiap generasi memiliki pengalaman yang berbeda. Dan tidak ada satu orang pun yang mengerti cara membangkitkannya kecuali keturunan kerajaan itu sendiri.

"Diam bukan jawaban" pikir Chamer. Ia berfikir untuk pergi menantang dirinya sendiri hingga kekuatan tersembunyi itu muncul. Hutan tumbal menjadi sasarannya. Tekadnya bulat sudah, tak ada yang bisa menghalanginya. Bahkan sobatnya sekalipun. Disiapkannya perlengkapannya hingga petang menjelang. "Esok hari, petualanganku dimulai" katanya sebelum terlelap.

Pagi datang tepat pada waktunya. Chamer pun bersiap meninggalkan kerajaan, bertemu dengan kejutan yang belum pernah ia temui, membahayakan dirinya, dengan harapan dapat membangkitkan kekuatannya. Sesampainya di gerbang kerajaan ia dikagetkan oleh Yacelyn yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Chamer!! Jangan tinggalkan kami di sini.. Aku ingin ikut.. Kemana pun.. Jangan biarkan luka itu membuatmu menderita. bagikanlah kepadaku. Aku ada untukmu Chamer.." Katanya dengan lantang. "Aku mencintaimu.." Bisiknya.
"..." Beku, tak ada jawaban. Entah apa yang Chamer rasakan.
"Hei, kau tidak ingin pergi tanpa persenjataan bukan?" Tukas Thomp.
"Jadi, kau anggap aku ini apa Chamer? Pertahanan tidak akan sekeren buatanku, pecundang" Kata Rein menyikut pinggang Chamer.
"Chamer, aku dan Iona akan ikut. Kami akan membantumu sobat, jangan harap kami akan tinggal di sini dengan kebosanan dan kejenuhan tanpa keusilanmu." Kata Eclipta disusul tawa Iona.
"Kalian tidak akan berdiam diri di gerbang selamanya kan? Ayo berangkat, ini bukan saatnya reuni kawan, ini saatnya bersenang-senang." Kata Sachiel menarik lengan Chamer yang masih terpaku.

Senyum, hanya senyum yang bisa Chamer berikan. Sobatnya, merekalah yang paling mengerti saat-saat untuk menenangkan hatinya. Ia berkata dalam hati...

"Ayah, engkau yang mempertemukan aku dengan mereka. Kau tahu aku akan sangat membutuhkan mereka. Kini, mereka selalu ada untukku, untuk Rhoza Kingdom. Akan kudapatkan kekuatan itu Ayah. Aku yakin, dengan mereka, aku pasti berhasil."

Tanpa memikirkan pernyataan cinta Yacelyn, Chamer melanjutkan perjalanannya bersama the seven pearl.

Bersambung~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar