Kamis, 13 Agustus 2015

CaraNya yang Ajaib

Aku  bukan orang yang sempurna.

Pernah, sering dan ada saatnya gw ngerasa sedih banget liat keadaan beberapa orang yang menurut gw baik. Mereka seharusnya bisa jadi baik. Entah kenapa, gw punya perasaan yang menyatakan kalau mereka ga seharusnya berperilaku kaya gitu. Mungkin, sebatas mungkin..... gw mengasihi mereka.

Suatu kali, gw ada di puncak kekecewaan gw. Sedih. Gatau kenapa, harapan gw sangat besar dan saat itu rasanya menguap begitu aja. Sedihnya, ampe ke ubun-ubun. Sungguh, ga boong.

Setelah perasaan kecewa dan sedih itu, muncullah perasaan ga enak (entah apa namanya). Sampai akhirnya, seseorang chat gw di line. Berita sukacita. Yup!! Sangat sukacita. Satu sisi gw merasa bersyukur dan spechless sama kuasa Tuhan. Tapi, di sisi lain, gw merasa kenapa Tuhan kasih tanggung jawab yang sangat besar buat gw? Kenapa Tuhan mempercayakan hal yang sangat besar sama gw yang sedang hancur???

Sampai akhirnya, gw persiapan buat kelompok kecil. Waktu itu bahas tentang Roma 9 : 1-29.

Lewat Roma, gw diajak berpetualang bersama Paulus. Awalnya, gw turut merasakan rintihan hati Paulus atas kondisi bangsa Israel (perhatikan bagian ini, kondisi bangsa Israel mirip dengan kondisi beberapa orang yang sedang gw kasihi). Kemudian, dibawa untuk mengetahui beberapa hal. Ya, mereka memang pilihan Tuhan. Oh, ya benar Tuhan punya kuasa untuk membentuk ciptaannya, menjadi peran antagonis ataupun protagonis. Ya, adil untuk Tuhan tidak bisa diukur dengan ukuran adil manusia. Bukan keturunan yang menentukan status "anak". Ada masanya Tuhan panggil mereka yang bukan umatNya menjadi umatNya! Itu DAULAT TUHAN. OTORITAS TUHAN.

Astaga, gw ga tau lagi harus meresponi persiapan itu seperti apa.
Tuhan berbicara tepat sama gw melalui hal yang gw lewatin.
Tuhan menyatakan langsung dan mengaplikasikan langsung FirmanNya lewat pengalaman hidup gw.

Saat itu juga, gw merasakan makna dari Daulat Tuhan.

"Ya Tuhan, mengucap syukur, Kau setia menggapai aku yang menjauh sekalipun. Aku yang hancur dan aku yang merasa kosong. Kau buka mataku dengan caraMu sendiri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar