Waw. Greget.
Manikah secara KBBI artinya:
"Melakukan nikah" Yak, kalo yang ini saya juga tau-_- hahaha..Nikah dalam KBBI:
"Ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama"Nah, pertama.. baca baik-baik gengs, menikah harus dilakukan sesuai ketentuan hukum dan agama. bukan hukum atau agama. hehe...
Hmm.. Okay, sekarang masuk ke topik gw. Sejujurnya ini berjauhan dengan aturan hukum dan agama sih. Ini mungkin postingan untuk menjawab kenapa gw ga pacaran sampe sekarang. (
Gini, pacaran adalah proses menuju pernikahan. Yap! Gw salah satu orang yang memegang pemahaman itu. Bukan berarti gw maunya sekali pacaran untuk selamanya, harus terima pacar pertama sampe mati nanti. Ya ga gitu juga sih-_- Tapi, pacaran tetep bukan hal yang main-main menurut gw. Ada proses pembelajaran dan pendewasaan dalam pacaran. Itu berarti pacaran membutuhkan porsi yang besar untuk didoakan dan digumulkan bersama. Nah, mengingat pacaran adalah hal yang penting menuju pernikahan, maka pertanyaannya, "saya menikah atau tidak?" *jengjengjeng*
Sejujurnya, gw mendoakan untuk tidak menikah. Hal ini didoakan berkaitan dengan beberapa hal pribadi. Mungkin salah satunya adalah gw belum siap untuk membagi kasih hanya untuk satu orang tertentu. Apalagi kalau mengingat kalau gw merasa dipanggil untuk menjadi wadah bagi banyak orang merasakan kasih (ya ga ekstrim juga sih, tapi kalau di saat-saat tertentu ada kecemburuan phak berwajib saat gw melakukan ketulusan kepada orang lain.... hem-_- ribet dah). Tapi itu sebenernya sebagian kecil sih. Kecil banget malah.
Awalnya, alasan paling kuat adalah karna sebelum umur 20, merasa memang belum butuh. Haha.. jadi sampai semester 4 memang memutuskan untuk tidak pacaran. Masalahnya, ini udah mau semester 5 *Jengjeng* wkwkwk.. Sebenernya di awal semester 4 udah mulai memutuskan untuk mendoakan kembali. Di tengah mendoakan kembali pergumulan pasangan hidup ini, gw merasa terpanggil (dengan kuat) untuk tidak menikah. Ini bukan hal mudah. Bergumul tentang hal ini sangat sulit mengingat faktornya sangat kuat dan sulit diubah. Sampai beberapa minggu lalu, gw merasa panggilannya memang untuk tidak menikah dan menerima jawaban itu adalah hal yang sulit.
Akan tetapi akhirnya jawabannya adalah... menikah. Hasilnya, gw diizinkan untuk menikah oleh Dia. Rasanya, lega. Bahkan menunggu konfirmasinya aja keringet dingin lho...
Nah, sekarang pertanyaan kedua... "Pacarannya kapan? Buka hati sekarang atau tunda dulu?"
Ini nih yang sulit. Padahal udah pernah dijawab Yosua 3 buat melangkah dengan iman, tapi belum tau harus melangkah ke arah yang mana? Buka hati atau tutup hati dulu? Haha. Sungguh, bukan gw ga normal ya-_- Masih suka laki-laki ko. Masih liat-liat cowo ganteng (walaupun itu bukan kriteria, wkwk). Tapi kalo ditanya udah buka hati apa belum, jawabannya belum. Hati ini akan tertutup sampai jawabannya jelas. Hati ini akan terbuka jika sudah diperintahkan sama Tuannya di dalam sana. Masih butuh konfirmasi yang jelas nih Tuhan.....
Oiya, kalo liat cara orang-orang deketin orang lain selama ini sih, gw sejujurnya lebih menghargai laki-laki yang berani ngomong dan ajak berdoa. Kalo buat kriteria khusus, gw ga punya. Soalnya belum mikirin sejauh itu dan kayanya ga sampe mikirin kriteria khusus juga.
Sekarang, masih mendoakan waktu yang tepat untuk membuka hati. Sungguh ini bukan postingan jual mahal. Ini postingan untuk menjawab orang-orang yang nanya kenapa gw ga nyari cowo-_- nyeh...
Untuk kalian yang baca postingan ini, doakan gw mendapat jawaban sebelum semester 5 dimulai yaa (8 Agustus 2016) hehehe... Makasi...
nb: Menutup hati bukan berarti berhenti menyebarkan kasih lho ya. hehe.
Good night.